Skip to main content

Tradisi Rabu Wekasan

Tradisi Rabu Wekasan

Sudah sejak lama ada orang dalam masyarakat kita ( orang Islam Indonesia) yang melaksanakan shalat rebo Wekasan itu. Boleh jadi mereka mendasarkan kepada kitab yang kesohor di Jawa, yaitu kitab mujarrabat (mujarrabat, bentuk jamak dari mujarrabah atau mujarrab.

Rabu Wekasan

Asal arti harfiyyahnya : hal-hal yang sudah dicoba. Kira-kira maksudnya ya manjur atau mujarrab). Kitab yang berjudul demikian tidak hanya satu versi. Ada yang melulu berisi doa-doa, suwuk, rajah, azimat dan sebagainya. Ada juga yang dirangkai dengan cara-cara beribadah seperti salat, haji, dan sebagainya. Yang versi Jawa, tulisan pegon, ada “unsur-unsur Jawa”-nya. Seperti weton, dino, keduten dan sebagainya. Doa suwuk-nya pun banyak yang gabungan Arab-Jawa).
Rebo wekasan konon adalah hari rabu terakhir bulan shafar. Dan memang di mujarrabaatnya Syekh Ahmad Ad-Dairaby, di akhir bab XVIII antara lain disebutkan : “ Dari kalangan orang-orang arif dan ahli kasyf ada yang menuturkan bahwa setiap tahun turun 320.000 balak, dan itu semua di hari rabu terakhir bulan shafar. Maka barangsiapa yang hari itu salat empat rakaat… Dan seterusnya.”
Kalau memang mereka yang mengerjakan salat Rebo Wekasan itu mendasarkan kepada kita Mujarrabat tersebut, ya tidak benar. Wong ini bukan Al Qur’an, bukan hadist, dan bukan kitab fikih yang mu’tabar. Bahkan kitab ini lebih mirip dengan “tuntunan perdukunan” belaka. Kalu tidak mendasarkan kepada kitab itu lalu mendasrkan kepada apa ? di kitab-kitab fikih kuning yang tidak lepas dari dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah , mulai dari Taqrib, Fathul Mu’in, Tahrir sampai Tuhfah An-Nihayah, Muhadzab, Ihya Ulumuddin dan sebainya tidak ada keterangan mengenai shalat rebo wekasan itu.
Lalu bagaimana hukumnya salat rebo wekasan itu ? menurut keputusan musyawarah Ulama NU jawa Tengah tahun 1978 di Magelang, Upacara Rebo Wekasan adalah ghairu masyruu’, tidak disyariatkan oleh Islam. Mengenai salatnya sendiri, salat rebo wekasan, hukumnya haram, kecuali apabila yang mengerjakan shalat itu berniat shalat sunnah muthlaqah ( pokoknya shalat sunnah), atau niat salat hajat, tidak berniat mengkhususkan hari tersebut.
(disarikan dari ” Fikih Keseharian Gus Mus” oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri)
/http://alhikmahdua.net/shalat-rebo-wekasan/

Comments

Popular posts from this blog

Hukum memasang Kijing pada Makam

Hukum memasang Kijing pada Makam Tidak sedikit kita mengaku sebagai warga NU, tetapi terkadang keputusan hasil bahtsul masail kurang bergitu faham atau bahkan tidak pernah baca, padahal semua sebenarnya sudah ada, misalnya tentang bagaimana hukum memasang Kijing pada Makam Tampak makam KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) di kompleks pemakaman keluarga pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (27/12). TEMPO/Ishomuddin Deskripsi Masalah Masyarakat Jawa sering melakukan "nyandi makam (memasang kijing)  setelah seribu  hari  dari wafat seseorang dan itu terjadi di makam umum. Pertanyaan Bagaimana hukumnya "nyandi makam"  termasuk makam para Wali? Jawaban "Nyandi makam" atau membuat bangunan di atas kubur atau di atasnya tanpa tujuan syar'i seperti dicuri, digali binatang buas atau terkena banjir, maka hukumnya makruh jika tanahnya milik sendiri. Tetapi jika di tanah milik umum, maka hukumnya haram. Sedangkan "nyandi makam&q

Sholawat Wasiat KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan

Allahumma sholli wa salim ‘alaa Sayyidina wa maulanaa muhammadin ‘adada maa fi ‘ilmillahi sholatan Da’imatan bida wa min mulkillahi Wasiate Kyai Umar maring kita Mumpung sela ana dunya dha mempengo Mempeng ngaji ilmu nafi’ sangu mati Aja isin aja rikuh kudu ngaji KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan Surakarta Dha ngajiha marang sedulur kang ngerti Aja isin najan gurune mung bayi Yen wus hasil entuk ilmu lakonono Najan sithik nggonmu amal dilanggengno Aja ngasi gegojegan dedolanan Rina wengi kabeh iku manut syetan Ora kena kanda kasep sebab tuwa Selagine durung pecat sangka nyawa Ayo konco padha guyub lan rukunan Aja ngasi pisah congkrah lan neng-nengan Guyub rukun iku marakake ruso Pisah congkrah lan neng-nengan iku dosa Ing sahrene dawuh rukun iku nyata Ayo enggal dha nglakoni aja gela Aja rikuh aja isin aja wedi Kudu enggal dilakoni selak mati Mula ayo bebarengan sekolaho Mesti pinter dadi bocah kang utama Budhi pek