Kebetulan,
kemarin sehabis sholat Jama'ah ashar di Masjid Jami' Assegaf
Solo,. seperti biasa , takterlewatkan untuk sekedar iseng membaca mading
yang ada disana,. dan mata ini langsung tertuju di depan sebuah cerpen
yang berjudul sang penari,. sebetulnya saya juga tidak
terlalu tertarik dengan tarian dan dunianya, tetapi ingin aja memmbaca cerpen
tersebut,
Dikisahkan
seorang gadis yang masih bergelora belajar dan mencari jati diri, dia adalah seorang penari yang cukup berbakat dan sudah sering
memenangkan berbagai lomba dalam berbagai tingkatan, bahkan dalam tingkatan
nasional. Keinginannya sebenarnya hanya satu, menjadi seorang penari tingkat
internasional,. kebetulan suatu hari ada seorang kreator tari tingkat dunia
yang berkunjung ke daerahnya, maka dia berusaha untuk menemui dan menunjukan
bakat kepadanya,..
Akhirnya
dengan perjuangan dan koneksi yang dia miliki, maka dia berkesempatan bertemu
dan ingin menunjukan bakat yang dimilikinya, setelah sedikit berdialog, maka
sang kreator bersedia melihat kemampuan gadis tersebut menari,..dengan senang
hati gadis tersebut menunjukkan kemampuanya dalam mengolah gerakan yang sudah
dia persiapakan jauh-jauh hari sebelumnya,.. tetapi tidak sesuai dengan
yang dibayangkan oleh gadis tersebut, kurang dari 5 menit tiba-tiba sang
kreator pergi meninggalkannya, dengan perasaan kecewa dan sangat sedih gadis
tersebut pulang dengan segala pikiran yang berkecamuk didalam hatinya,.dia
sudah tidak lagi bersemangat untuk melanjutakan cita-citany menjadi penari
profesional dunia, karena dia merasa bahwa dia tidaklah pantas , karena dia
sudah menunjukan kemampuan terbaiknya didepan sang kreator dunia,
Dengan
kekecewaanya dia memutuskan untuk berhenti dalam dunia tari,.waktupun
berlanjut, srperti orang pada umumnya, diapun menikah, dan dikaruniai
seorang anak, dengan suami yang begitu mencintainya, tapi tidak semua
kesenangan itu bersifat kekal,. ketika sang anak menginjak besar, sang ayah
pergi mati meninggalkannya,. dia pun sudah putus asa dengan semua yang
dicita-citakannya, hancur lebur semua asa yang dipupuk sejak kecil.,.
Suatu
hari ketika ada event tari Internasional, gadis, yamg sudah jadi ibu tersebut
kangen untuk menghadiri kegiatan tari, dengan membawa anak semata wayangnya,
tidak bisa dan tidak bakal lupa, meski sang kreator yang sudah beruban dan
berjalan dengan tidak tegap lagi,. lalu dia berkeinginan bertemu lagi dengan
sang kreator yang dianggapnya sebagi orang yang telah bertanggungjawab terhadap
hidupnya,. ditanyalah sang kreator ketika event telah
selesai,. dengan penuh kekecewaan , mata yang berkaca-kaca dia bertanya,
masih ingat pak / ?
saya dulu gadis yang minta
bapak untuk menilai kemampuan tari saya,.
dengan sedikit raut muka
yang agak bingung, dan dia masih berusaha untuk mengingat peristiwa yang dulu,
dia akhirnya mengingat peristiwa yang lalu,
iya, masih, ingat
Sang
gadis membuncahkan segala yang ada dalam hatinya, dia mengutuk seakan sang
kretaor adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap kehidupanya.
lalu dengan perasaan sedih
melihat keadaan sang penari sekarang, beliaupun berkata; apakah mencicipi suatu
makan enak atau tidak aku harus menghabiskan satu porsi penuh menu makanan
tersebut ? tidak kan ? dengan sesendok saja aku udah tahu makannan itu enak
atau tidak, begitu juga ketika aku menilai kamu berbakat atau tidak,.
dan aku tahu kamu adalah
orang yang paling berbakat yang pernah saya temui, maka aku memutuskan untuk
mengambil kartu nama yang tertinggal dikamar untuk aku berikan kepadamu dan aku
berkeinginan untuk mengajakmu mengikuti kontes internasional yang akan diadakan
di Beijing pada waktu itu, tapi setelah aku kembali, kamu sudah tidak berada
ditempatmu lagi,..
dan akupun sulit untuk
menghubungimu, selain karena kesibukan yang aku miliki.
bersambung
Comments
Post a Comment