Skip to main content

Tradisi Sungkeman

Mungkin bagi kebanyakan orang bersalaman antar satu orang dengan orang lainnya adalah hal yang biasa, bersalaman dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik pada acara tertentu maupun pada saat bertemu atau berpapasan di jalan. Namun di Indonesia ada aktivitas bersalaman yang tergolong unik, aktivitas itu sering disebut dengan sungkeman. 

Sungkeman sendiri berasal dari kata sungkem yang maknanya bersimpuh atau duduk berjongkok sambil mencium tangan. Biasanya sungkeman dilakukan oleh orang muda kepada orang tua, namun lazimnya hal ini dilakukan oleh seorang anak kepada orang tua mereka. Bagi orang Jawa sungkeman merupakan tradisi turun temurun. (sumber)

gambar ilustrasi sungkeman

Ada hal yang menarik untuk dijadikan catatan hari ini, tepatnya pada hari Raya Idul Fitri,.
tadi waktu ujung/ sungkem ada percakpan yang menurut saya cukup menarik,. 
"kenapa juga kita harus ujung (sungkem-maaf maafan) kepada orang yang jarang kita temui, kita kan g punya dosa dengan mereka ?"

nah lho,.. gimana jawabnya  ?

tetapi akhirnya ketika kita pindah tempat yang lain ada perkataan dari tuan rumah yang dengan jelas memberikan gambaran jawabanya,.
" Alhamdulillah saya senang masih ada yang mendatangi, berarti saya masih dianggap
(sambil matanya berkaca-kaca tanda haru kegembiraan)

Ohw,... ternyata itu salah satu hal yang menjadikan kita harus silaturahmi ataupun maaf-maafan meski kita tidak pernah bertemu atau melakukan kesalahan.

#lebaran



Comments

Popular posts from this blog

Sholawat Wasiat KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan

Allahumma sholli wa salim ‘alaa Sayyidina wa maulanaa muhammadin ‘adada maa fi ‘ilmillahi sholatan Da’imatan bida wa min mulkillahi Wasiate Kyai Umar maring kita Mumpung sela ana dunya dha mempengo Mempeng ngaji ilmu nafi’ sangu mati Aja isin aja rikuh kudu ngaji KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan Surakarta Dha ngajiha marang sedulur kang ngerti Aja isin najan gurune mung bayi Yen wus hasil entuk ilmu lakonono Najan sithik nggonmu amal dilanggengno Aja ngasi gegojegan dedolanan Rina wengi kabeh iku manut syetan Ora kena kanda kasep sebab tuwa Selagine durung pecat sangka nyawa Ayo konco padha guyub lan rukunan Aja ngasi pisah congkrah lan neng-nengan Guyub rukun iku marakake ruso Pisah congkrah lan neng-nengan iku dosa Ing sahrene dawuh rukun iku nyata Ayo enggal dha nglakoni aja gela Aja rikuh aja isin aja wedi Kudu enggal dilakoni selak mati Mula ayo bebarengan sekolaho Mesti pinter dadi bocah kang utama Budhi pek

Hukum memasang Kijing pada Makam

Hukum memasang Kijing pada Makam Tidak sedikit kita mengaku sebagai warga NU, tetapi terkadang keputusan hasil bahtsul masail kurang bergitu faham atau bahkan tidak pernah baca, padahal semua sebenarnya sudah ada, misalnya tentang bagaimana hukum memasang Kijing pada Makam Tampak makam KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) di kompleks pemakaman keluarga pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (27/12). TEMPO/Ishomuddin Deskripsi Masalah Masyarakat Jawa sering melakukan "nyandi makam (memasang kijing)  setelah seribu  hari  dari wafat seseorang dan itu terjadi di makam umum. Pertanyaan Bagaimana hukumnya "nyandi makam"  termasuk makam para Wali? Jawaban "Nyandi makam" atau membuat bangunan di atas kubur atau di atasnya tanpa tujuan syar'i seperti dicuri, digali binatang buas atau terkena banjir, maka hukumnya makruh jika tanahnya milik sendiri. Tetapi jika di tanah milik umum, maka hukumnya haram. Sedangkan "nyandi makam&q