Skip to main content

Hukum memasang Kijing pada Makam

Hukum memasang Kijing pada Makam

Tidak sedikit kita mengaku sebagai warga NU, tetapi terkadang keputusan hasil bahtsul masail kurang bergitu faham atau bahkan tidak pernah baca, padahal semua sebenarnya sudah ada, misalnya tentang bagaimana hukum memasang Kijing pada Makam

Tampak makam KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) di kompleks pemakaman keluarga pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (27/12). TEMPO/Ishomuddin

Deskripsi Masalah
Masyarakat Jawa sering melakukan "nyandi makam (memasang kijing)  setelah seribu  hari  dari wafat seseorang dan itu terjadi di makam umum.

Pertanyaan
Bagaimana hukumnya "nyandi makam"  termasuk makam para Wali?

Jawaban
"Nyandi makam" atau membuat bangunan di atas kubur atau di atasnya tanpa tujuan syar'i seperti dicuri, digali binatang buas atau terkena banjir, maka hukumnya makruh jika tanahnya milik sendiri. Tetapi jika di tanah milik umum, maka hukumnya haram. Sedangkan "nyandi makam" para wali dikecualikan hukumnya, yakni menjadi mubah karena ada kepentingan untuk diziarahi.

Ibarot
 “ Jika tanah itu ada pemiliknya atau lepas (tak bertuan) seperti tanah mati, maka makruh membangun kuburan untuk mayit atau bangunan di atasnya atau mengapurnya atau memutihkannya dengan kapur putih. Dan tidak apa-apa memelesternya. Dan makruh menulis di atasnya, baik menulis nama pemiliknya atau lainnya. Jika ditulis nama pemiliknya dan menisbatkannya dengan maksud agar diketahui untuk diziarahi, maka tidak makruh dengan sebatas kebutuhan, terlebih kuburnya para wali, orang alim dan orang saleh, karena kuburan itu tidak akan diketahui kecuali dengan itu ketika masanya telah lama."
(Nihayatuz Zain, Juz l, hal. 293).


Menjawab problematika umat, Kumpulan Keputusan Bahtsul Masail PC NU Klaten 2009-2014 hal 198-199





Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sholawat Wasiat KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan

Allahumma sholli wa salim ‘alaa Sayyidina wa maulanaa muhammadin ‘adada maa fi ‘ilmillahi sholatan Da’imatan bida wa min mulkillahi Wasiate Kyai Umar maring kita Mumpung sela ana dunya dha mempengo Mempeng ngaji ilmu nafi’ sangu mati Aja isin aja rikuh kudu ngaji KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan Surakarta Dha ngajiha marang sedulur kang ngerti Aja isin najan gurune mung bayi Yen wus hasil entuk ilmu lakonono Najan sithik nggonmu amal dilanggengno Aja ngasi gegojegan dedolanan Rina wengi kabeh iku manut syetan Ora kena kanda kasep sebab tuwa Selagine durung pecat sangka nyawa Ayo konco padha guyub lan rukunan Aja ngasi pisah congkrah lan neng-nengan Guyub rukun iku marakake ruso Pisah congkrah lan neng-nengan iku dosa Ing sahrene dawuh rukun iku nyata Ayo enggal dha nglakoni aja gela Aja rikuh aja isin aja wedi Kudu enggal dilakoni selak mati Mula ayo bebarengan sekolaho Mesti pinter dadi bocah kang utama Budhi pek